Saturday, April 14, 2012

GLADI CALON ANGGOTA SFAT


Bersama ini kami sampaikan bahwa dalam rangka pendampingan masyarakat sekitar lereng barat Gunung Slamet atas potensi sumber daya alam sekaligus sebagai wadah pembinaan kaum muda yang memiliki bakat dan keterampilan tertentu serta minat untuk menjadi relawan tanggap bencana, maka Komunitas Relawan Gunung Slamet Korwil Bumiayu yang telah terbentuk pada 10 Agustus 2010 akan melaksanakan Gladi Calon Anggota STUDENT FIRST AID TEAM (SFAT)
Persyaratan :
1. Pelajar SMA/SMK/MA Kelas X-XI di Wilayah Brebes Selatan
2. Mengisi Formulir Pendaftaran
3. Mengisi Surat Pernyataan
4. Mendapatkan Rekomendasi dari sekolah
5. Mendapatkan Izin dari Orang Tua
6. Menyerahkan pas photo 4x6
7. Bersedia mengikuti Bimbingan Teori
Hubungi Pembina Pramuka, PMR atau Sispala masing-masing. Pendaftaran paling akhir tanggal 16 April 2012.
Materi : Kesehatan, Komunikasi, Pendidikan, SAR, Dapur Umum, Keuangan & Manajemen
Pemateri : Relawan Gunung Slamet, SARDA Jateng, BPBD Brebes, Instruktur SAKA Wanabhakti Bumiayu
Ketentuan Pelaksanaan Gladian :
Teori :
Senin-Rabu, 16-18 April 2012
Aula BKPH Paguyangan di Bumiayu
Mulai Jam 10.00 - 15.00 wib
Lapangan :
Jum'at-Minggu, 4-6 Mei 2012
Lapangan Desa Cipetung Paguyangan Brebes

Friday, April 13, 2012

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KOMUNITAS RELAWAN GUNUNG SLAMET BUMIAYU

Mukadimah
Rekam jejak suatu individu maupun sebuah kelompok merupakan sesuatu yang sarat akan makna, baik sebagai pijakan untuk bertindak, ataupun introspeksi dan evaluasi. Telah banyak kita menyerap bahkan memaknai sebuah peristiwa yang kita anggap momen yang sangat penting untuk diabadikan. Itulah sejarah, yang sebagian orang memaknainya sebagai sebuah kebohongan publik. Hal ini juga tidak dianggap berlebihan, mengingat rekam jejak yang diabadikan kemudian menjadi kata "sejarah" ini seringkali dipelintir sedemikian rupa dengan tujuan dan kepentingan tertentu.
Namun tidak bagi Komunitas Relawan Gunung Slamet Bumiayu. Bagi kami catatan sejarah ini adalah media untuk mengevaluasi diri dan kelompok guna lebih mengoptimalkan gerak dan langkah untuk mencapai tujuan organisasi dimana individu-individu yang terlibat didalamnya sebagai mesin organisasinya.
Berdasarkan pengalaman para punggawa bangsa ini, ternyata rekam jejak para pendahulu kita secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan semangat patriotisme tersendiri untuk lebih menatap masa depan yang lebih baik.

Fase Awal Pendirian
Adalah Maman Faturohman yang akrab disapa "Kang Patul" yang notabenenya adalah anggota SAR Daerah Provinsi Jawa Tengah dan personel TRC (Tim Reaksi Cepat) bentukan BPBD Provinsi Jawa Tengah memberikan informasi tentang rekrutmen relawan tanggap bencana kepada teman-teman di Bumiayu dan Paguyangan. Bak gayung bersambut, hal ini kemudian mendapatkan tanggapan secara positif dari teman-teman. Hal ini disamping dilatarbelakangi oleh faktor ikatan emosional dan kultur, juga karena teman-teman telah lama ingin mengamalkan keterampilan kepencintaalamannya yang telah lama "syahwat" ini tidak tersalurkan. Disamping faktor di atas, munculnya sebuah kenyataan bahwa jika terjadi bencana di wilayah Brebes Selatan, selalu saja anggota SAR Kabupaten datang ke lokasi dengan lamban. Terlebih, hal ini terdukung pula dengan tidak adanya personel SAR kabupaten yang direkrut dari wilayah selatan.
Ide mantan aktifis pecinta alam Bumiayu yang terkenal disebut Perusik Cinta Bumi inilah yang kemudian menjelma menjadi embrio Komunitas Relawan Gunung Slamet di Bumiayu. Pasca "menggeliatnya" Gunung Slamet pada April 2009, temen-temen Bumiayu yang secara kebetulan sebagian pernah mengikuti Bimbingan Teknis SAR di Brebes kemudian ditunjuk dan diberi perintah untuk menjadi petugas pemantau aktifitas Slamet dengan Desa Pandansari sebagai tempat Basecamp-nya untuk sementara. Tercatat dalam rekaman, anggota yang berasal dari Bumiayu yang ikut nge-camp adalah Kawan Arca, Kang Patul, Gus Ahmad Yani, Cak Umar Sigit dan Mas Hasim Asari.
Setelah aktifitas Slamet dinyatakan normal kembali pada Mei 2009, aktifitas teman-teman Bumiayu yang tergabung dalam SAR itupun seolah hilang dan menggantungkan seragamnya. Atmosfir kelengangan semacam ini kemudian tercium oleh para tokoh relawan di tingkat provinsi. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan "diprovokasinya" Kang Patul supaya membentuk relawan di tingkat lokal.

Fase Pembentukan
Kurang lebih setengah bulan sebelum memasuki bulan Ramadlan tahun 2010, Kang Patul, Bang Yuni Tri Angkasa (Guru SMK Bhara Trikora II), Akmari (Saat itu menjabat Ketua DKR Paguyangan), Edwin D.Purnama, Nova Purwanto (Instruktur Saka Bhayangkara Paguyangan), berkumpul di rumah penulis (Maz Aan - mantan pembina Pramuka SMK Negeri 1 Tonjong) untuk membahas pembentukan relawan di tingkat lokal. Melalui berbagai macam perdebatan dan pertimbangan, maka kemudian disepakati sebuah nama, yaitu Komunitas Relawan Gunung Slamet Lereng Barat. Nama lereng barat yang mengikuti nama ini adalah merujuk pada aktifitas organisasi yang diharapkan mampu melakukan tindakan-tindakan (terutama secara) prefentif di enam kecamatan di Brebes Selatan ini yang notabenenya adalah daerah rawan bencana di Kabupaten Brebes.
Pada malam-malam berikutnya, tersusun kepengurusan secara pleno dengan Yuni Tri Angkasa sebagai ketua dan Maz Aan sebagai sekretaris. Sementara Patul, Akmari, Edwin dan Nova menjadi mesin penggerak awal eksistensi organisasi. Beberapa nama yang kemudian kami gandeng untuk ikut serta bergabung antara lain ; M. Khalimi, Aris Gunarto (anggota BKPH Paguyangan), Heri Kusworo, SH (Alumnus Mapala UMJ), Aip Iryawan, Anton Ali Muftoni (Aktifis Perusik Cinta Bumi), Umar Sigit dan Hasim Asari (SAR Kab. Brebes). Laksana "crew" angkutan umum yang dikejar setoran, beberapa perangkat organisasi pun dilembur hingga siap untuk melapor dan atau menghadap ke SAR Daerah dan BPBD Provinsi. Tepat tanggal 10 Agustus 2010, resmilah Komunitas Relawan Gunung Slamet Lereng Barat berdiri dengan beberapa kelengkapan perangkat organisasinya. Kami pun kemudian dipertemukan dengan Om Richard (panggilan akrab ingkang mbahureksa BPBD Provinsi & pendiri Relawan Gunung Slamet Jawa Tengah) di Posko SAR Bumijawa Tegal.
Gebrakan kegiatan perdana kami, adalah dengan menggelar Posko Darurat Lebaran 2010 yang dibuka di jalur Paguyangan-Winduaji tepat di tepi jalan yang menuju ke Curug Pereng, Winduaji. Kegiatan yang digelar selama "H" - 7 ini bekerjasama dengan Saka Bhayangkara Paguyangan. Lama berselang setelah gebrakan pertama usai, roda komunitas laksana "kempes" tak berputar. Hal ini membuat sebagian mesin organisasi merasa perlu untuk membuat sebuah kegiatan dengan tanpa harus "berkoordinasi" dengan pengurus harian yang ada, hingga kemudian digelarlah "Latihan Gabungan" yang melibatkan sedikitnya 3 kecamatan (Bumiayu, Paguyangan, dan Tonjong) dengan melibatkan Saka Bhayangkara, Wanabhakti dan Unit PMR SMA BU NU Bumiayu dan SMA Negeri 1 Paguyangan) serta STKIP Islam Bumiayu. Kegiatan ini mengambil tempat di Dusun Mungguhan tepi Waduk Penjalin Winduaji Paguyangan. Inilah yang kemudian menjadi "embrio" berdirinya "Asmara Tagana".
Untuk kelanjutan tentang eksistensi organisasi baru tersebut adalah menjadi pembahasan internal organisasi bersangkutan. Namun entah mengapa (yang tidak dapat kami sebutkan alasannya), BPBD Provinsi Jawa Tengah dan SAR Daerah Jawa Tengah "menginstruksikan" untuk menghidupkan kembali Komunitas Relawan Gunung Slamet yang ada di Bumiayu. Tepat pada malam tahun baru 2012, para aktifis yang masih setia dengan Relawan Gunung Slamet Lereng Barat merapat di kediaman M. Khalimi untuk merembug dihidupkannya lagi organisasi yang ada, hingga melalui berbagai macam dan beberapa kali sosialisasi dengan tiga Satuan Karya Pramuka Bumiayu (Wanabhakti, Bhayangkara dan Wirakartika) terbentuk kembali Komunitas Relawan Gunung Slamet yang kali ini tampil dengan menyandang tambahan Koordinator Wilayah Bumiayu, serta dengan logo organisasi yang tampil berbeda dengan sebelumnya.
Kang Patul pun kemudian tampil menjadi mediator ketika kepengurusan harian yang lama harus "bermesraan" kembali dengan performa baru komunitas relawan di Bumiayu. Berbagai macam kegiatan pun laksana peluru yang sulit untuk terhadang kembali digelar diiringi dengan semangat membara para calon-calon relawan penerus estafeta perjuangan. Kini, Komunitas Relawan Bumiayu pun hampir menjadi sebuah organisasi legal formal dengan agenda meng-aktanotariskan organisasi dan mendapatkan pengakuan secara sah dari BPBD Kabupaten Brebes sebagai induk pelindung dan pembina organisasi serta dari Kesbangpol Kabupaten Brebes. BRAVO KOMUNITAS RELAWAN GUNUNG SLAMET BUMIAYU..... !!!

STATEGI PENGEMBANGAN RELAWAN GUNUNG SLAMET BUMIAYU

A. Pendahuluan

Sejak para ilmuwan mempercayai untuk kemudian mengeluarkan sebuah statement, bahwa bumi terbentuk kira-kira 4.600 juta tahun yang lalu, maka sejak saat itu permukaan bumi telah terbentuk secara teratur oleh berbagai macam proses. Permukaan bumi, walaupun tampak padat dan stabil namun perubahan-perubahan masih tetap terjadi yang pada prosesnya dapat dilakukannya secara teratur membangun atau bahkan menghancurkannya.

Jutaan orang diseluruh dunia hidup di lereng gunung berapi aktif atau di dekat zona patahan aktif. Satu sisi adanya gunung dapat menjadi sebuah inspirasi akan kedekatan manusia dengan alam bahkan Sang Pencipta. Di sisi yang lain, gunung juga dapat menjadi “api dalam sekam” yang setiap saat dapat mengancam eksistensi kehidupan makhluk Tuhan yang lain di sekitarnya. Mencegah terjadinya letusan dan gempa bumi adalah hal yang tidak mungkin. Namun bersumber dari pendapat para ilmuwan, bahwa melalui pemantauan patahan dan gunung berapi untuk memperkirakan kemungkinan waktu terjadinya letusan dan gempa bumi dapat dilakukan.

Lereng Barat adalah sebuah daerah bagian selatan Kabupaten Brebes dan sebagian Banyumas yang secara geografis memiliki potensi akan bahaya dari bencana yang ditimbulkan oleh aktifitas Gunung Slamet yang notabenenya adalah gunung berapi tertinggi kedua di Pulau Jawa dengan ketiggian 3.460 mdpl. Hal tersebut di atas, mendorong kami untuk mencoba membentuk sebuah wadah guna membantu masyarakat baik dalam pengetahuan dan keterampilan tentang segala hal yang berkaitan dengan langkah antisipatif atas bencana gunung berapi disamping untuk mengembangkan keterampilan para pemuda untuk dapat menjadi pioneer yang memiliki kepekaan dan tanggap akan bencana alam.

Komunitas Relawan Gunung Slamet terbentuk diharapkan dapat menjadi sebagai salah satu pioneer dari pendidikan di atas. Kesadaran akan kepemilikan tanggung jawab yang tidak ringan atas eksistensi dari komunitas ini menggugah kami untuk melakukan pengembangan baik secara kuantitas maupun kualitas secara internal. Kebutuhan secara ekternal juga sangat kami pandang perlu sebagai bagian dari lembaga yang memiliki legalitas formal sekaligus sebagai payung hukum dari segala aktifitas sehingga memiliki nilai di mata publik dan dapat dipertanggungjawabkan eksistensinya.

B. Visi dan Misi

Visi :

Keselarasan Hidup melalui Pelestarian Lingkungan dan Sumber Daya Alam, Peka dan Peduli masalah Sosial, serta Tanggap Situasi Darurat.

Misi :

Ø Mensinergikan kekuatan elemen masyarakat dan kaum muda untuk menjadi pioneer Pelestarian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.

Ø Mendorong proses perubahan sosial melalui pengembangan potensi kekuatan dan kemandirian masyarakat.

Ø Menciptakan kader muda yang peka dan peduli masalah sosial, terampil , disiplin dan bertanggungjawab

Ø Mendorong kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan.

Ø Membangun komunikasi dan sharing informasi antar organisasi dan antar sesama kelompok masyarakat dan individu dalam peningkatan dan pengembangan pendidikan dan latihan kader dan pemberdayaan masyarakat tempatan.

C. Tujuan

Komunitas Relawan Gunung Slamet Koordinator Wilayah Bumiayu memiliki tujuan :

1. Mendidik dan membina kaum muda yang merupakan bagian dari masyarakat Lereng Barat Gunung Slamet sebagai kader relawan yang tangguh, berbalut iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa patriot dan ikhlas, serta berbadan sehat dan terampil.

2. Pendampingan masyarakat; termasuk penguatan lembaga, perekonomian serta kesadaran masyarakat, sebagai bentuk-bentuk arahan untuk pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam.

3. Pembangunan kesadaran publik dan stake holder kawasan; untuk mendukung agenda-agenda lingkungan hidup dan penanganan darurat.

D. Semboyan

Komunitas Relawan Gunung Slamet Koordinator Wilayah Bumiayu memiliki semboyan ; “Labda Prakarsa Dharma Giristala”, yang bermakna Bermodalkan kemahiran dan kecakapan khusus siap bertindak mengabdikan diri demi penyelamatan potensi alam pegunungan.

E. Skala Prioritas Program Kegiatan

Dalam pengembangan program pelaksanaan organisasi, terbagi dalam dua macam strategi pengembangan seperti yang tersebut di bawah ini :

    1. Prioritas

Dalam hal ini, ada beberapa program yang menurut hemat kami lebih diutamakan guna mencapai tujuan organisasi, dimana program-program ini adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat lebih dapat secara cepat dan efisien serta maksimal dirasakan oleh anggota dan masyarakat.

    1. Semi Prioritas

Sedangkan dalam skala ini, program-program yang kami ajukan bukanlah merupakan program pokok ataupun utama, karena mengingat kondisi dan alokasi pendanaan yang dapat dilaksanakan tidak dalam waktu singkat (dalam satu periode).

F. Karakteristik

Komunitas Relawan Gunung Slamet, walaupun kelahirannya masih dapat dikatakan baru, telah dapat dipandang sebagai suatu komunitas yang sangat diperhitungkan keberadaannya.

Hal tersebut diakui publik karena beberapa faktor di bawah ini :

1. Komunitas Relawan Gunung Slamet adalah satu-satunya Tim Relawan Tanggap Bencana di Wilayah Bumiayu

2. Komunitas Relawan Gunung Slamet memiliki anggota yang qualified dalam pengelompokkan kemampuan dan keterampilan relawan

3. Homoginitas anggota yang merata baik secara akademik dan non akademik turut berpengaruh terhadap kegiatan pengembangan organisasi


G. Rekrutmen Anggota dan Materi Pendidikan

1. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan organisasi, maka dilakukan rekrutmen anggota yang dalam kepentingan ini kami melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan setingkat SLTA (SMA, SMK, MA), melalui ; OSIS, Gugus Depan Pramuka Penegak, Korps Palang Merah Remaja (PMR) dan Rohis disamping juga dilaksanakan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah dan elemen masyarakat lain yang peduli dan memiliki bakat dan minat serta secara sukarela menjadi anggota Tim Relawan yang tangguh, tangkas dan tanggap bencana.

2. Materi-materi pendidikan bagi anggota, adalah meliputi :

No

Bidang Kemampuan

Sub Bidang Kemampuan

1

Komunikasi

Manajemen Pelaporan

Keterampilan Komunikasi

2

Search and Rescue (SAR)

Pertolongan Darat

Pertolongan Air

Pertolongan Vertical + Horizontal

Pemetaan / Navigasi

Teknik Survival

Pemulasaran Jenazah

3

Pendidikan

Trauma Centre

Seni Budaya

Pengelolaan Sekolah Lapangan

Education Games

4

Kesehatan

Pengelolaan Gizi dan Dapur Umum

Manajemen Sanitasi dan Kelola Limbah

Pemateri Kegiatan adalah BPBD Provinsi Jawa Tengah, SAR Daerah Jawa Tengah, Koramil 08/Bumiayu dan Komunitas Relawan Gunung Slamet.


H. Penutup

Pada hakekatnya Komunitas Relawan Gunung Slamet tidaklah merupakan suatu wadah bakat dan minat secara ansich, tetapi lebih dalam lagi komunitas ini ingin lebih dipandang sebagai suatu kegiatan yang memiliki makna bagi anggota dan masyarakat dalam rangka mengejawantahkan praktek nyata dari tugas kekhalifahan manusia di dunia. Karena disadari atau tidak, komunitas ini akan dipersiapkan untuk terjun ke dalam masyarakat secara luas yang heterogen dan juga memberikan kesadaran bahwa tujuan berorganisasi dalam komunitas ini bukanlah sekedar untuk mencari jati diri, tetapi juga memiliki sasaran utama, yaitu membantu kesulitan sesama. Hanya dengan dengan bekal ilmu dan niat yang tuluslah kehidupan yang mesti dijalani akan dapat berarti secara duniawi maupun ukhrawi.

Untuk itu, dukungan dari semua pihak sangat diharapkan keberadannya, baik secara moril berupa motivasi kepada anggota, maupun secara materiil berupa fasilitas dan pendanaan untuk menunjang kegiatan organisasi.


SUSUNAN PENGURUS

KOMUNITAS RELAWAN GUNUNG SLAMET

KOORDINATOR WILAYAH BUMIAYU

Pelindung : Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Brebes

Pembina : Camat Bumiayu

Kepala Kepolisian Sektor Bumiayu

Komandan Rayon Militer 08/Bumiayu

Kepala BKPH Paguyangan

Pelaksana Harian :

Ketua : Yuni Tri Angkasa - Guru dan Pecinta Alam Bumiayu

Sekretaris : Muhammad Subkhan - Guru dan Aktifis OKP Bumiayu

Wakil Sekretaris : Wiwit Yuli Astuti - Karyawan dan Pecinta Alam

Bendahara : Aris Gunarto - Perhutani BKPH Paguyangan

Wakil Bendahara : Kusmanto - PNS Dikcam Tonjong

Divisi - divisi :

A. Divisi Pendidikan, Latihan dan Pengembangan

Diklatbang Khusus dan Bela Negara

1. Serma M. Munjin - Anggota Koramil 08 Bumiayu

2. Aiptu Hadi Subeno - Anggota Polsek Bumiayu

3. Budi Heru R - Ang Perhutani BKPH Paguyangan

Diklatbang Water Rescue

4. Maman Faturrohman - Pecinta Alam Bumiayu

5. Hendri Kuswanto, S.Pd. - Guru dan Ubaloka Kwarcab Brebes

Diklatbang Mountain Rescue

6. Heri Kusworo, SH - Guru dan Pecinta Alam Bumiayu

7. Sekkur Rohman (Gendon) - SARDA Jawa Tengah

8. Anton Ali Muftoni (Uton) - Pecinta Alam Bumiayu

B. Divisi Logistik dan Peralatan

1. Imam Masruri (Koordinator) - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

2. M. Sofiyudin - Guru dan KSR PMI Cabang Brebes

3. Nur Kholis - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

4. Suwondo - Pecinta Alam Bumiayu

5. Muhammad Fauzi - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

C. Divisi Penanganan Darurat

1. M. Khalimi (Koordinator) - Perhutani BKPH Paguyangan

2. M. Ma’mun Mahyudi - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

3. M. Syifaul Muttaqin - SARDA Jawa Tengah

4. Umar Sigit - SARDA Jawa Tengah

5. Suprayitno - Instruktur Saka Wirakartika Bumiayu

6. Nyak Anto - Pecinta Alam Bumiayu

D. Divisi Humas dan Pemberdayaan Masyarakat

1. M. Harun (Koordinator) - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

2. Imron Shodiqin - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

3. Nanang FS - Instruktur Saka Bhayangkara Bumiayu

4. M. Romedlon - Instruktur Saka Wanabhakti Bumiayu

5. Denis Feriyansah - DKR Gerakan Pramuka Kwarran Bumiayu

Bumiayu, 1 Maret 2012